Manusia akan bangkit bersamaan dengan taraf pemikiran yang dia miliki; yakni pemikiran tentang al-Hayat (kehidupan), al-Kawn (semesta alam), al-Insan (manusia), juga pemikiran tentang keterkaitan ketiganya dengan sesuatu sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Maka, haruslah ada proses mengubah pemikiran manusia dewasa ini secara mendasar lagi menyeluruh, pun wajib ada proses mewujudkan pemikiran lain sehingga manusia benar-benar bangkit. Karena, pemikiranlah yang mewujudkan dan memperkuat mafahim (persepsi) manusia tentang segala sesuatu.
Manusia menentukan suluk (perilaku)nya dalam kehidupan ini sesuai mafahim-nya tentang kehidupan. Mafahim manusia tentang orang yang dia cintai, menentukan bagaimana suluk-nya terhadap orang yang dia cintai, yang tentu saja berlawanan dengan suluk-nya terhadap orang yang dia benci dan ada mafahim kebencian terhadapnya. Juga berbeda dengan suluknya terhadap orang yang dia tidak kenal dan tiada mafahim apapun tentangnya.
Jadi, suluk manusia terikat dengan mafahim-nya. Ketika kita berkehendak untuk mengubah suluk yang rendah menjadi suluk yang luhur, maka kita harus mengubah mafahim-nya terlebih dahulu.
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri"
QS. Ar-Ra'du [13]:11
Jalan tunggal untuk mengubah mafahim adalah dengan mewujudkan pemikiran tentang kehidupan dunia sehingga terwujud mafahim yang benar tentang kehidupan dunia. Pemikiran tentang kehidupan dunia ini tidak akan terkonsentrasi, tidak produktif dan tidak bernilai kecuali setelah terwujud pemikiran tentang semesta alam, manusia, kehidupan, pun terwujud pemikiran tentang sesuatu yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta tentang keterkaitannya dengan sesuatu yang ada sebelum dan sesudahnya.
Hal itu dapat diwujudkan dengan cara memberikan ide yang menyeluruh dan sempurna tentang apa yang ada di balik semesta alam, manusia dan kehidupan. Karena, ia merupakan landasan berpikir (al-Qa'idah al-Fikriyyah) yang seluruh ide-ide tentang kehidupan dibangun di atasnya. Pemberian ide yang menyeluruh dan sempurna tentang ketiga unsur utama tadi, merupakan solusi fundamental atas al-'Uqdah al-Kubra (permasalahan pokok terbesar) ummat manusia.
Tatkala, al-'Uqdah al-Kubra ini tersolusikan, maka permasalahan lainnya juga tersolusikan. Karena, seluruh permasalahan kehidupan pada dasarnya merupakan cabang dari al-'Uqdah al-Kubra. Namun, solusi ini tidak akan mengantarkan kita kepada kebangkitan yang benar, kecuali jika solusi tersebut benar, yakni bersifat manusiawi; sesuai dengan fithrah manusia, bersifat logis; memuaskan 'aqal, dan berdampak psikologis; membuat qalbu tenang.
Mustahil mencapai solusi yang benar kecuali dengan al-Fikru al-Mustanir, yakni dengan cara memikirkan tentang semesta alam, manusia dan kehidupan ini secara cemerlang. Karena itu, bagi mereka yang mendambakan kebangkitan dan kehidupan pada jalan yang luhur, hendaklah memecahkan al-'Uqdah al-Kubra dengan berpikir secara cemerlang. Pemecahan seperti inilah yang disebut Aqidah, sekaligus al-Qa'idah al-Fikriyyah yang di atasnya dibangun setiap pemikiran cabang tentang perilaku manusia di kehidupan ini beserta peraturan-peraturannya.
Comments
Post a Comment